Friday, January 29, 2010

Sosok Ruby Zukri Alamsyah dalam Percaturan ICT

Oleh: Sam Ardi

Publik beberapa akhir ini dikejutkan dengan analisis tajam seorang Ruby Zukri Alamsyah yang piawai dengan digital forensic dalam kasus skimmer yang hinggap di ATM BCA. Sosok yang booming ini ternyata bukanlah “pemain” baru dalam jagad digital forensic di Indonesia. Pria yang dilahirkan 35 tahun silam ini sering kali dimintai pendapatnya dalam berbagai kasus yang
menyentuh ranah Internet, khususnya delik yang berhubungan dengan cyber. Mungkin public baru mengetahui nama dirinya dalam berbagai kasus belakangan ini seperti kasus pembunuhan, David NTU Singapore, Nasruddin Zulkarnain dan terakhir sebagai ahli *ad charge*dalam kasus Prita Mulyasari yang secara *pro bono*.

Ternyata tidak hanya itu saja, sudah sejak lama Ruby Alamsyah “turun gunung” dalam membantu pihak yang berwajib menginvestigasi kasus-kasus delik dalam dunia cyber, inilah beberapa keahlian Ruby yang digunakan dalam investigasi dari pihak berwajib berdasarkan keahlian serta background akademis.

Berikut runtut dirinya:

1. Pembunuhan Alda (Artist) – Polres Jakarta Timur

2. Pembunuhan Munir (Activist) – Mabes Polri

3. Penggelapan Pajak – Mabes Polri

4. Money Laundering – Mabes Polri

5. Pembajakan – Ditreskrimsus Polda Metro

6. Penculikan Raisyah – Ditreskrimum Polda Metro

7. Illegal logging – Mabes Polri + Polda Sumut

8. SMS Teror – Polda Papua

9. Pembunuhan – Polda Papua

10. Kartu Kredit – BNN + Mabes Polri

11. Pembunuhan Ketua DPRD Sumut – Polwitabes Medan + Polda Sumut

12. Korupsi di Departemen PU – Ditreskrimum Polda Metro

13. Kasus Ananda Mikola – ahli OC Kaligis Law firm

14. Kasus Narkoba – Dit Narkoba Polda Metro

15. David Hartanto Widjaja di Singapore – keluarga David OC Kaligis Law
firm

16. Kartu Kredit – AKKI (Asosiasi Kartu Kredit Indonesia) – Visa
Internasional

17. Pembunuhan Nasrudin Z (dengan tersangka Antasari Azhar ketua non aktif
KPK) – Ditreskrimum Polda Metro

18. Kasus Prita Mulyasari – ahli untuk OC Kaligis Law Firm

Jauh dari itu semua, perlu diingat Ruby Alamsyah adalah seorang independen yang bekerja di PT. Jarnus (Jaringan Nusantara) dan bukanlah merupakan Ahli IT Mabes Polri seperti selama ini yang digembar-gemborkan di media massa. Keahlian dan spesifikasi bidang Ruby Alamsyah ini dapat kita telusuri dari berbagai sertifikasi serta background akademis yang dia tempuh selama ini. Alumnus Universitas Gunadarma tahun 1998 dalam bidang informatika ini telah
berpuluh-puluh mengambil sertifikasi maupun re-sertifikasi, adapun yang telah dirinya geluti selama ini adalah:

1. Certified Ethical Hacker (CEH) sejak tahun 2005 yang mengambil sertifikasi dari Ec-Council.

2. Ec-Council Certified Security Analyst (ECSA) sejak tahun 2008 dari Ec-Council.

3. Certified Ec-Council Instructor (CEI) sejak tahun 2007 dari Ec-Council

4. Computer Hacking Forensic Investigator (CHFI) sejak tahun 2007 dari Ec-Council.

5. Qualification of Cisco Certified Internet Working Expert tahun 2002 oleh Cisco Certification

6. Licenced Penetration Tester (LPT) tahun 2008 dari Ec-Council.

7. Microsoft Certified System Engineer

8. Dan masih banyak lagi.

Selain mengikuti sertifikasi seperti yang disebutkan diatas, Ruby juga sering memberikan training yang diselenggarakan oleh beberapa instansi. Tak terhitung beberapa perusahaan besar menjadi “murid” atau peserta training dirinya dalam sertifikasi Certified Ethical Hacker (CEH) maupun Certified Hacking Forensic Investigator (CHFI), salah satu pesertanya adalah Divisi
Cyber Crime dari Departemen Pertahanan Malaysia.

Indonesia seharusnya harus sangat berbangga karena Ruby saat ini menjadi satu-satunya orang Indonesia yang menjadi anggota dari HTCIA (High Technology Crime Investigation Association) dengan nomor anggota 0400111211 regional Asia Pasific, dia adalah aset terbesar bangsa Indonesia yang gaungnya hingga *go International *dengan berbekal keahlian baik sertifikasi
maupun akademis, nampaknya sangat diragukan Ruby akan membuat kebohongan public ataupun mengajari cara menjebol ATM dengan memakai dalih modus operandi skimmer. Saya pribadi bekerjasama dengan Ruby Alamsyah ketika kasus Prita Mulyasari di mana saling tukar pikiran dan memberikan pencerahan digital forensic perihal keorisinilan sebuah email dari sebelum proses pembuktian hingga pembuktian di persidangan meski saya bukan ahli dalam
persidangan tersebut. Berdasarkan track record, saya pikir Ruby Zukri Alamsyah justru memberikan pengetahuan ratusan juta rupiah secara cuma-cuma kepada rakyat Indonesia yang masih awam dengan security perbankan tanpa harus mengeluarkan budget untuk mencari ilmu "mahal" itu.

Dari aspek ekonomi misalnya, seharusnya keterangan Ruby menjadi obat penenang masyarakat yang sudah “menstigma” kejadian pembobolan ATM kemarin adalah ulah hacker sehingga para nasabah takut data saldo di acak-acak sehingga dana bisa lenyap, tapi dengan kehadiran Ruby Alamsyah justru dapat menjadi semacam “pereda” terhadap nasabah yang mungkin berpikiran data mereka sudah rusak atau “terkontaminasi” oleh hacker sehingga tidak akan terjadi *rush *dalam perbankan. Nasabah dapat berlega hati karena ternyata kebobolannya adalah menggunakan skimmer sehingga kekhawatiran data dan saldo lenyap agak berkurang.

Saya adalah orang hukum yang terbiasa menggunakan parameter dalam melihat semua permasalahan, dalam hal pakar, Ruby Alamsyah termasuk kategori pakar yang memang mumpuni dibidangnya dalam hal digital forensik karena seperti saya jabarkan diatas dari segi akademisi maupun pengalaman dari sertifikasi telah jauh lebih mumpuni.

No comments:

Post a Comment