Tuesday, May 25, 2010

INVESTASI "GENDENG"

nek krungu Ivestasi wah koyoe dadi wong sugeh nek wis ngomong investasi ......iku wis koyo wong top tenan, padahal sesungguhnya investasi itu wajib bagi semua manusia yg hidup krena manusia yg miskin pasti berharap jadi berada, manusia yg kaya pingin lebih kaya lagi, manusia konglomerat pingin jadi superkonglomerat ya.... kurang lebihnya seperti itu hanya satu orang yang tidak mau investasi yaitu manusia yg udh punya rumah masa depan ukuran type 21 eeeh keliru maksud kami 2x1 alias meninggal..
Guna menindaklanjuti investasi perkenankanlah kami membagi ragam investasi smga menjadi wacana bisa menjadi bahan diskusi guna menjdi salah satu parameter mungkin bisa menjadikan bahan pemikiran bersama :
1. jka kami punya duit sya tentunya tidak akan saya depositokan walaupun bank itu menjajikan bunga yg aduhai, kenapa karena depositoyg aduhai pasti sebentar lagi banknya pasti dilikuidasi dan itupun juga nilanya pasti lebih rendah jk dipakai berusaha ( nek diposito lbh tinggi drpd berusaha njur sopo sing arep muterkan duitnya bank)
2. jika kami punya duit pasti saya tidak akan saya investasikan untuk sesuatu yg berbahu pertanian,. peternakan ,perikanan, krn sampai saat ini pemerintah ndak pernah punya perhatian tentang sektor ini mosok punya sawah 1 ha hanya punya keuntungan 4jt dalam satu musim (4bulan) jk harga gabah GKG Rp2200,:jadi kira kira senilai dg UMR nya bekasi.ini tanpa sewa tanah tanpa dihitung harga boyoke petani.
dan dasar legalnya adalah bank tidak pernah mau kasih pembiayaan pertanian walaupun karyawannya banyak dari pertanian (kat P' Heri)kenapa krna resiko musim hama, pupuk dll sangat susah diprediksi.
lalu investasi apa yg saat ini prospectif? mohon maaf ini nanti pasti terjadi perdebatan antara logika dan etika jadi ini saya melihat realita aja tentang keputusan apa nanti yg cocok untuk investasi :
nomor 1. Investasi jadi anggota dewan inilah jk teman2 amati investasi paling potensial di musim reformasi ini jadi lihatlah ROI nya jka DPRD2 yg jadi rata2 hanya habis 250jt padahal langsung dapat duit minimal 18jt sebulan blm uang lain2 nah hanya butuh 13 bln modal kita kembali blm lagi kita tambah network jk naluri bisnis kita jalan akan lebih sukses lagi maksude jadi pedagang/pengusaha nyambi "dewan" untuk keadaan sekarang ini bukan hal yng aneh lihat disekitar anda opo maneh DPR pusat.
nomor 2 Investasi jadi PNS ini walaupun ROI-nya agak lama tapi ini long term terbukti sebandel2nya PNS jarang ada PNS kena PHK carannya jk kita harus bayar 200jt pun untuk bs masuk sekelas gayus ndak usah korupsi kita masih OK lah ROI-nya hanya 16 bulan
nomor 3 investasi spekulan tanah ini untungnya rata2 1000% dalam setahun tapi investasi ini harus deket dengan penguasa deket dng materplan daerah gmn caranya berkerja bisnis ini : sebetulnya caranya banyak tapi saya hanya mau jelaskan satu aja yg caranya rapi sekali dan paling sering dijalankan oleh para kepala daerah di era reformasi dan kebanyakan di pemekaran wilayah baru di wilayah baru kbanyakan belum lengkap kantor2 dinasnya kepala daerah diajak untuk membangun gedung2 dengan beli tanah yg murah dipinggiran atau didaerah yg paling murah kemudian dia menyuruh bagian PBB(pajak bumi dan bangunan) untuk menaikkan biaya PBB didaerah tersebut setelah PBBnya dinaikkan baru dibebaskan oleh proyek dan ini biasanya kong kalingkong dg pengusaha krn pejabat.
takut sama KPK .
nomor 4 Tender musyawaroh nah ini yg banyak terlihat di instansi pemerintah tender ini hanya tender semu untuk bs mengatur harga sehingga harganya bs bagus pesertannya juga memenuhi kourum jadi scr undang2 terpenuhi yg berjalan seperti ini biasanya banyak posnya makanya jangan heran jk jalan jalan rusak hanya sebulan setelah diperbaiki SD inpres Roboh sebelum diresmikan krn udh byk potongan sampai dilapangan rata2 hanya 40%

sekarang hidup hanya pilihan silahkan pilih mana yg menyejukkan hati hanya kami mengingatkan suatu pepatah "jamane jaman edan ra edan rakomanan sak bejo-bejone wong yoiku wong kang eling lan waspodo

Source: Catatan seorang temen di milisr....

No comments:

Post a Comment